Baca Juga: Dibuka Melemah, Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas Jelang RDG Bank Indonesia
"Dibandingkan dengan negara-negara sebanding, rasio utang kita terhadap PDB masih relatif rendah, sekitar 37 persen. Saat awal pandemi, angkanya sekitar 40 persen. Ini masih jauh lebih rendah dibandingkan negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand yang mencapai sekitar 70 persen," papar Deni.
Informasi dari Buku Nota Keuangan 2024 menyebut Presiden Joko Widodo bersiap menarik utang baru atau pembiayaan senilai Rp648,1 triliun, meningkat 14,9 persen dibandingkan dengan outlook tahun ini yang sebesar Rp406,4 triliun.
Namun, target pembiayaan utang tersebut menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan target APBN 2023 yang mencapai Rp696,3 triliun.
Baca Juga: Tambah Portofolio Bisnis EBT, Saham BREN Masih Aman Dipegang?
Rencana pembiayaan utang senilai Rp648,1 triliun ini diarahkan untuk menutup defisit anggaran tahun depan yang ditargetkan mencapai Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).***
Artikel asli: sinarharapan.co
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat