"Pasukan keamanan dan kelompok sekutu berpartisipasi dalam eksekusi lapangan, pemindahan paksa, dan pembakaran rumah, tanpa pencegahan hukum," klaim organisasi itu.
Kekerasan dimulai ketika bentrokan pecah setelah orang-orang bersenjata yang setia kepada Assad melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan baru.
Setidaknya 231 personel keamanan dan 250 milisi pro-Assad tewas.
Dalam video yang beredar luas yang diverifikasi oleh Observatorium, seorang wanita tua terlihat di samping jasad dua pria yang diyakini sebagai putranya.
Lalu, dua orang kelompok pro Assad muncul di latar belakang di mana terdengar suara teriakkan bahwa mereka akan "menghancurkan" semua orang Alawite meski AFP tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen.
Sejak rezim Assad digulingkan pada bulan Desember, banyak orang Alawi yang hidup dalam ketakutan akan pembalasan atas pemerintahannya yang brutal.
Presiden Sharaa, yang memimpin kelompok Islam Sunni Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang menggulingkan Assad, telah berjanji untuk mengadili mereka yang berada di balik pertumpahan darah warga sipil itu dan telah membentuk komite pencari fakta.
"Suriah bertekad untuk mencegah balas dendam yang melanggar hukum dan menjamin tidak ada impunitas," kata Juru bicara komite tersebut, Yasser al-Farhan.
Di sisi lain, pihak berwenang juga telah mengumumkan penangkapan sedikitnya tujuh orang sejak Senin atas dugaan "pelanggaran" terhadap warga sipil.
HTS, cabang dari bekas cabang Al-Qaeda di Suriah, masih dilarang sebagai organisasi teroris oleh beberapa pemerintah termasuk Amerika Serikat (AS).
Sumber: CNBC
Artikel Terkait
Dampak Shutdown AS: 10.000+ Penerbangan Ditunda & Dibatalkan, Ini Penyebabnya
Krisis Pangan Gaza: Bantuan Tak Sampai, Warga Kelaparan Pasca Gencatan Senjata
Trump Ingin Bantu Zohran Mamdani Pimpin New York, Tapi...
Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York: Sebuah Kemenangan Bersejarah yang Tuai Pro-Kontra