NDASMU: 'Komunikasi Politik Yang Humanis - Solusi di Tengah Frustrasi Generasi Muda'
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Komunikasi politik yang baik bukan sekadar pelengkap dalam tata kelola pemerintahan, tetapi merupakan bagian integral dari fungsi pelayanan negara kepada rakyatnya.
Dalam konteks pemerintahan yang demokratis, pola komunikasi yang efektif harus mampu menjembatani kebijakan pemerintah dengan kebutuhan, harapan, serta kegelisahan masyarakat.
Sayangnya, di Indonesia saat ini, komunikasi politik masih sering dilakukan dengan cara yang tidak sensitif terhadap realitas sosial yang ada.
Fenomena tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial mencerminkan frustrasi generasi muda terhadap situasi ekonomi dan politik yang semakin menekan.
Meningkatnya ketidakpastian dalam dunia kerja, maraknya praktik politik transaksional, serta ketimpangan sosial yang makin melebar memicu perasaan apatis di kalangan pemuda.
Alih-alih berusaha meredam kegelisahan ini dengan pendekatan yang persuasif dan konstruktif, pemerintah justru kerap merespons dengan sikap defensif atau bahkan sarkasme.
Presiden Prabowo, misalnya, beberapa kali melontarkan komentar yang kurang bersahabat terhadap kritik, yang justru semakin memperlebar jurang komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya.
Dalam kondisi seperti ini, peran para juru bicara pemerintah atau ‘juru penerang’ menjadi sangat penting.
Artikel Terkait
Yayasan Sahabat Pedalaman Juara 1 Mandaya Awards 2025, Bukti Nyata Pemberdayaan 3T
Fakta Gadai Mobil Pajero untuk Selamatkan Bilqis dari Suku Anak Dalam
Menteri Keuangan Purbaya Ungkap Modus Pencatutan Harga Impor: Barang Rp 45 Juta Dicatat Cuma Rp100 Ribu
Oknum Brimob Aniaya Mantan Pacar di Binjai: Kronologi & Proses Hukum Terbaru