PARADAPOS.COM - Rocky Gerung menilai kapasitas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tidak mungkin bisa mendorong mesin pertumbuhan ekonomi dengan caranya menempatkan dana pemerintah Rp 200 triliun ke sistem perbankan.
Pasalnya menurut Rocky, tugas Bendahara Negara seperti Purbaya hanya sebagai 'kasir'.
Purbaya sendiri tidak mempermasalahkan pihak yang mengkritik dirinya, termasuk akademisi Rocky Gerung.
Dia bahkan yakin ke depannya bisa membuat ekonomi melesat.
Purbaya bahkan menantang Rocky Gerung untuk meminta maaf kepadanya jika pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6%.
"Dengan berjalannya waktu, kalau saya bisa balikin ekonomi dari 5% ke 6% atau lebih, Rocky Gerung harus minta maaf ke saya. Minta maaf ke publik juga nggak apa," kata Purbaya pada Jumat (26/9/2025).
Gara-gara itu, sosok Purbaya dan Rocky Gerung jadi sorotan, terutama soal latar belakang pendidikan keduanya.
Seperti apa? Simak penjelasan berikut ini.
Pendidikan Rocky Gerung
Rocky Gerung dikenal sebagai seorang filsuf, akademikus, dan kritikus ulung dengan latar belakang pendidikan yang unik serta penuh liku.
Dia mengaku pernah mencoba masuk pada beberapa jurusan kuliah dari instansi yang berbeda.
Pertama, dia gagal mengikuti ujian masuk ITB jurusan ‘Fisika Murni’ karena telat bangun.
Kegagalan itu lantas membuat Rocky mencoba peruntungan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Namun meski diterima, dia justru memilih tidak melanjutkan namun belajar di Fakultas Teknik Universitas Trisakti.
Di waktu yang sama, Rocky juga belajar di jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang saat itu tergabung dalam Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS, sekarang FISIP).
Dia tercatat pertama masuk UI pada tahun 1979.
Beberapa waktu setelahnya, Rocky mencoba pindah ke Fakultas Hukum, sebelum kemudian dia berakhir di jurusan Filsafat FS UI (sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya/FIB).
Dia pun berhasil lulus pada tahun 1986 sebagai Sarjana Sastra dari Jurusan Ilmu Filsafat UI.
Rocky mengatakan bahwa dirinya lebih tertarik pada philosophy sehingga dirinya dapat menyelesaikan pendidikan di filsafat.
Selama kuliah, Rocky menjalin hubungan erat dengan aktivis berideologi sosialisme, termasuk Marsillam Simanjuntak dan Hariman Siregar.
Pendidikan Purbaya
Di sisi lain, Purbaya Yudhi Sadewa yang baru dilantik sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025 lalu memiliki rekam jejak yang lebih linear di bidang ekonomi dan pemerintahan.
Dia mengawali pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan gelar Sarjana Teknik Elektro.
Setelahnya, Purbaya melanjutkan studi ke Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, di mana dia meraih gelar Master of Science (MSc) dan Doktor di bidang Ilmu Ekonomi.
Jalan karir Purbaya menunjukkan pengalamannya yang luas di sektor publik dan swasta.
Sebelum menjabat menteri, dia pernah menduduki posisi strategis, mulai dari Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, hingga Staf Khusus di beberapa kementerian.
Kariernya juga mencakup peran sebagai Direktur Utama di PT Danareksa Securities dan Chief Economist di Danareksa Research Institute.
Kebijakan Purbaya Rp200 Triliun vs Kritik Rocky Gerung
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke 5 bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI.
Dana ini paling banyak disalurkan ke Bank Mandiri, BNI, dan BRI, masing-masing senilai Rp55 triliun.
Menurut Purbaya, langkah ini bertujuan untuk menurunkan suku bunga kredit dan mendorong dunia usaha agar berani ekspansi.
Dia pun yakin kebijakan ini akan efektif membalik arah pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan yang kita jalankan bisa membalik arah pertumbuhan ekonomi, itu rupiah akan berbalik dengan cepat," kata Purbaya. Dia pun menambahkan jika pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6 persen atau lebih berkat kebijakannya, Rocky Gerung harus meminta maaf kepadanya dan publik.
Sementara itu Rocky Gerung mengkritik keras kebijakan Purbaya dengan menyebut posisi Menteri Keuangan hanya sebagai "kasir" atau "juru bayar" yang tidak bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi.
"Justru yang paling menentukan itu kementerian teknis seperti perindustrian, perdagangan, dan pertanian," ujar Rocky.
Dia menilai pertumbuhan ekonomi tidak datang dari kebijakan menteri keuangan.
Purbaya lantas membantah pernyataan Rocky yang menyebut Menkeu hanya "juru bayar."
Menurutnya, dia bisa berperan lebih aktif dengan instrumen fiskal, pajak, dan bea cukai yang berada di bawah kewenangannya.
"Enggak ada istilah menteri keuangan cuma juru bayar. Saya bisa berperan lebih aktif," ucap Purbaya.
Dia juga menegaskan bahwa kritik Rocky Gerung justru menjadi semacam kontrol yang memotivasi dirinya untuk bekerja lebih keras.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Baru Cerai dari Azizah Salsha, Pratama Arhan Berfoto Mesra dengan Selebgram, Asli atau Editan?
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
CEMEN! Pembacok Kurir Saat Ditagih Bayar COD di Bekasi Serahkan Diri: Pakai Kaos John Kei
Terungkap! Ternyata Oknum TNI yang Aniaya Asisten Zaskia Mecca Berasal Dari Satuan Resimen Arhanud