Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Dinilai Tidak Efisien dan Merugikan Pasien
Sistem rujukan berjenjang BPJS Kesehatan dinilai sudah tidak layak dipertahankan. Mekanisme ini dianggap tidak efisien dan merugikan pasien karena memperlambat akses ke layanan medis yang tepat.
Keluhan Umum Masyarakat terhadap Rujukan Berjenjang
Menurut Ketua Umum Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho, pola rujukan bertingkat telah menjadi keluhan umum masyarakat. Pasien yang datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) harus melalui beberapa rumah sakit sebelum sampai di fasilitas yang mampu menangani penyakitnya.
"Pasien dari FKTP harus ke RS tipe D atau C dulu, lalu pindah ke tipe B, dan baru ke tipe A. Ini bertele-tele dan membuang waktu. Padahal dari awal dokter FKTP sudah tahu pasien butuh rumah sakit tipe apa," ujar Agung dalam keterangannya, Jumat, 14 November 2025.
Prosedur Administratif Lebih Diutamakan daripada Keselamatan Pasien
Agung menyatakan bahwa praktik ini menunjukkan sistem rujukan lebih menekankan prosedur administratif daripada kepentingan keselamatan pasien. Banyak kasus pasien tertunda penanganannya karena harus berpindah-pindah rumah sakit hanya untuk memenuhi aturan birokratis.
"Rujukan berjenjang membuat pasien dipingpong. Pemeriksaan diulang, antrean diulang, biaya naik, dan risiko memburuknya kondisi pasien semakin besar," tegasnya.
Artikel Terkait
Fakta & Kontroversi Ijazah Jokowi: Mengapa Tak Ditunjukkan ke Publik?
Presiden Prabowo Beri Rehabilitasi untuk 2 Guru Luwu Utara, Rasnal dan Abdul Muis
Roy Suryo Ungkap Fakta Dumatno, Sosok di Foto Ijazah Jokowi yang Ternyata Sepupu dan Komisaris
Klaim Bombshell Rustam Effendi: Anak Dumatno Akui Foto di Ijazah Jokowi adalah Ayahnya