Dedi menyebut bila sikap itu yang diputuskan Nasdem, tidak dapat disebut sebagai pengkhianatan terhadap Anies Baswedan, capres yang mereka usung. Dedi menilai koalisi politik bukanlah hal yang mengikat secara permanen.
"Dalam praktik politik kita, utamanya pasca-Pemilu, hal biasa koalisi tidak permanen, sehingga tidak dapat disebut berkhianat, Anies maupun Muhaimin tentu memahami itu," kata Dedi, kepada Republika, Sabtu (23/3/2024).
Meski pun nanti akan ditinggalkan oleh Nasdem, begitu juga dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dedi melihat Anies tetap memiliki peluang meneruskan karirnya di ranah politik. Salah satu caranya kata dia adalah Anies bergabung ke salah satu partai.
Misalkan kata Dedi, Anies bergabung dengan Partai Nasdem, itu bukanlah sesuatu yang aneh mengingat Anies termasuk salah satu bagian dari pendiri partai Nasdem.
Artikel Terkait
Desakan ke Prabowo: Proses Hukum Jokowi dan Luhut Dinanti Publik
Analisis Peluang Prabowo Subianto Menang Pilpres 2029: Petahana Tanpa Lawan?
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Pro Kontra dan PANDANGAN NasDem yang Mendukung
Rocky Gerung Kritik Hilangnya Tradisi Intelektual 10 Tahun Era Jokowi: Dampak ke Prabowo