Sugeng Budiharsono yang merupakan konsultan sekaligus pengajar di IPB dan UI, menilai seusai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh permohonan pemohon, kemungkinan besar partai-partai politik akan berkonsolidasi dengan pemenang pilpres.
"Hampir seluruh partai, termasuk PDIP, akan bergabung dengan Prabowo," jelas Sugeng Budiharsono.
Pria yang akrab disapa SBH ini menyebut Prabowo punya utang budi kepada Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Pada sisi lain, Prabowo saat ini juga membutuhkan dukungan PDIP. Karena itu, Prabowo bakal mengajak PDIP untuk bergabung dengan koalisi pemerintah.
"Mega lah yang memanggil pulang Prabowo ketika mengasingkan diri di Yordania. Namun saat ini, Prabowo juga memerlukan PDIP sebagai penyeimbang Golkar. Sedangkan Mega, ingin agar Puan tetap aman sebagai ketua DPR, dan dilindungi ketika Puan mendapatkan alih estafet kepemimpinan dari Mega," kata pria yang akrab disapa SBH ini.
PKS, kata Sugeng, kemungkinan juga akan bergabung dengan Prabowo. Karena PKS pernah bersama-sama jadi 'pembangkang' di periode pertama kepemimpinan Jokowi.
"PKS sudah 10 tahun berpuasa, dan mungkin tidak mau berpuasa lagi untuk 5-10 tahun mendatang. Selain itu, PKS tidak punya kader yang mencorong, yang dapat meraup suara banyak di Pemilu mendatang," katanya.
Sementara PKB, lanjut Sugeng, juga tidak tahan kalau tidak berada di pemerintahan. Apalagi Muhaimin Iskandar hampir 20 tahun di pemerintahan, sejak era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). .
Demikian juga dengan Nasdem, Sugeng menyebut partai besutan Surya Paloh (SP) itu akan bergabung dengan Prabowo.
"Nasdem belum ada track record sebagai oposisi. SP sebagai seorang pengusaha juga ingin ada keberlanjutan usahanya. Sehingga akan lebih aman apabila bergabung dengan pemerintah.
Artikel Terkait
Budi Arie & Projo Disarankan Gabung PSI, Bukan Gerindra: Analisis Lengkap
Budi Arie Setiadi Pilih Gerindra, Tanda Jauh dari Jokowi? Ini Kata Pengamat
Elektabilitas Gerindra Anjlok? Analisis Dampak Masuknya Budi Arie & Projo
Rumah Pensiun Jokowi di Karanganyar: Nilainya Tembus Rp200 Miliar?