"Para investor (asing) juga tetap berjalan dan berproses melalui seleksi. Terutama sebagian dari yang saya tunjukkan ini (investor dalam negeri dan asing) masuk melalui mekanisme KPBU, kerjasama pemerintah dengan badan usaha, yang memang ada mekanisme seleksinya," jelas Agung.
Baca Juga: Pabrik Tumbang PHK berlanjut, Telan Korban 7.000-an Orang
"Mereka harus dievaluasi feasibility study atau studi kelayakannya. Kemudian nanti akan dilakukan tender untuk kemudian ditetapkan mana yang terbaik dan baru kemudian nanti akan ada perjanjian, baru dibangun," ungkapnya lagi.
Perusahaan asal China ada Citic Construction yang berminat membangun 60 tower hunian di IKN. Sedangkan untuk perusahaan yang dari Malaysia, ada Maxiim yang berminat bangun 10 tower hunian dan IJM yang berminat bangun 20 tower hunian.
"Hunia itu KPBU yang ikut perusahaan-perusahaan dari negara, pertama tetap Indonesia yang paling banyak. Tetapi kemudian ada dari Tiongkok, dari China, walaupun satu (perusahaan) tapi ini minat jumlah huniannya paling banyak, mereka berminat membangun 60 tower. Kemudian ada dari Malaysia, ada dua perusahaan," terang Agung.
Banyak investor asing lain yang juga minat masuk ke IKN, khususnya dalam proyek pengembangan teknologi smart city.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: dewantaranews.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat