Soedjono Hoemardani: Biografi Jenderal Dukun dan Penasihat Spiritual Soeharto
Era Soeharto merupakan bagian penting dari sejarah Indonesia. Di tangan "The Smiling General" ini, Indonesia pernah mencapai puncak kejayaan. Kesuksesan tersebut tidak lepas dari peran para pembantu presiden, termasuk sosok kontroversial Mayor Jenderal Soedjono Hoemardani.
Meski kurang dikenal dibandingkan nama-nama besar seperti Harmoko atau Try Sutrisno, Soedjono Hoemardani merupakan staf pribadi Soeharto yang memegang urusan keuangan dan ekonomi. Yang mengejutkan, hanya Soedjono dan Ibu Tien yang memiliki akses khusus ke kamar pribadi Soeharto.
Profil Soedjono Hoemardani: Jenderal dengan Dua Wajah
Soedjono Hoemardani dikenal sebagai figur multidimensional. Di satu sisi, ia adalah ahli ekonomi dan keuangan. Di sisi lain, ia terkenal sebagai praktisi spiritual yang mendalam. Julukan "Rasputin Indonesia" dan "Menteri Urusan Mistis" melekat padanya karena pengaruh spiritualnya yang kuat terhadap Presiden Soeharto.
Riwayat Pendidikan dan Awal Karir Soedjono Hoemardani
Sejak muda, Soedjono telah akrab dengan dunia ekonomi. Setelah lulus dari HIS Surakarta, ia melanjutkan pendidikan di Gemeentelijke Handels School Semarang, sekolah dagang terkemuka. Ia kemudian meneruskan usaha ayahnya sebagai pedagang yang memasok kebutuhan keraton Solo.
Perjalanan militernya dimulai di zaman Jepang sebagai fukudanco (wakil komandan) keibodan. Pada masa revolusi, ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dengan fokus mengelola bidang ekonomi dan keuangan.
Karir Militer dan Bisnis Soedjono Hoemardani
Meski berkarir di militer, Soedjono tidak pernah menjadi perwira tempur. Ia lebih berkonsentrasi pada aspek logistik dan administrasi. Jiwa wirausaha tetap melekat padanya, terbukti dengan berbagai bisnis yang dijalankannya, termasuk usaha perkapalan bersama Bob Hasan.
Pada tahun 1969, Soedjono meraih pangkat Brigadir Jenderal sebagai Asisten Pribadi Presiden Urusan Ekonomi dan Perdagangan. Posisinya sangat strategis, dimana semua pengusaha Indonesia yang ingin berbisnis dengan Jepang harus melalui rekomendasinya.
Artikel Terkait
Pramono Anung Dukung Penuh Reuni 212 2025 di Monas, Habib Rizieq Hadir & Dukungan untuk Palestina
Video Penistaan Al-Quran Viral: Analisis Bahaya dan 4 Langkah Bijak Menyikapinya
Bripda G Polda Sumut Penganiaya Pengendara Motor Didiagnosis Skizofrenia, Ini Faktanya
BGN Tak Hentikan 41 Dapur MBG Milik Putri Wagub DPRD Sulsel, Ini Kata Pejabat