Soedjono Hoemardani: Kisah Jenderal Dukun dan Penasihat Spiritual Soeharto

- Jumat, 21 November 2025 | 08:50 WIB
Soedjono Hoemardani: Kisah Jenderal Dukun dan Penasihat Spiritual Soeharto

Peran Soedjono Hoemardani dalam Membangun Jaringan Bisnis

Soedjono termasuk dalam kelompok "Jenderal Finansial" bersama Suryohadiputro dan Alamsyah Ratuprawiranegara. Kontribusi terbesarnya adalah memperkenalkan Liem Soe Liong kepada Soeharto, yang kemudian berkembang menjadi hubungan bisnis dan persahabatan yang erat.

Soedjono Hoemardani sebagai Penasihat Spiritual Soeharto

Penampilan Soedjono yang unik dengan rambut gondrong dan sikapnya yang eksentrik mencerminkan sisi spiritualnya. Ia dikenal sering menerima tamu dengan kaki telanjang di ruangan remang-remang diterangi lilin.

Hubungan spiritual Soedjono dengan Soeharto berawal dari pertemuan mereka sebagai murid Romo Diyat (Soediyat Prawirokoesomo). Sang guru spiritual pernah berpesan kepada Soedjono untuk menjaga Soeharto karena akan menjadi orang besar.

Kontribusi Intelektual: Pendiri CSIS

Di balik image-nya sebagai praktisi spiritual, Soedjono memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni. Bersama Ali Moertopo, ia menggagas pendirian Centre for Strategic and International Studies (CSIS), lembaga pemikir terkemuka di Indonesia.

Akhir Hayat dan Warisan Soedjono Hoemardani

Soedjono Hoemardani wafat pada 12 Maret 1986 dan dimakamkan dengan upacara militer yang dihadiri Soeharto dan Ibu Tien. Meski dekat dengan pusat kekuasaan, tidak satu pun keluarganya yang masuk dalam pemerintahan Soeharto, kecuali menantunya, Fauzi Bowo, yang menjadi Gubernur Jakarta.

Kisah Soedjono Hoemardani mengajarkan bahwa sejarah Indonesia diwarnai oleh tokoh-tokoh kompleks dengan peran multidimensional. Meski namanya tidak setenar lainnya, pengaruhnya dalam pemerintahan Soeharto terbukti signifikan, khususnya di bidang spiritual dan ekonomi.

Halaman:

Komentar