Pengamat Intelijen dan Geopolitik: Letjen Kunto Dipersiapkan Jadi KSAD

- Jumat, 02 Mei 2025 | 13:00 WIB
Pengamat Intelijen dan Geopolitik: Letjen Kunto Dipersiapkan Jadi KSAD


Penunjukan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak memunculkan berbagai spekulasi di kalangan pengamat militer dan intelijen. Salah satu yang menyoroti langkah ini adalah Amir Hamzah, pengamat intelijen dan geopolitik, yang menilai bahwa penempatan tersebut merupakan bagian dari strategi jangka menengah yang telah dikomunikasikan dengan Presiden RI sekaligus Panglima Tertinggi TNI Prabowo Subianto.

“Letjen Kunto satu angkatan dengan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, yakni Akmil 1992. Ini bukan sekadar kebetulan. Penempatannya sebagai staf khusus menunjukkan adanya manuver strategis yang sedang dipersiapkan,” kata Amir Hamzah kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (2/5/2025).

Menurutnya, jabatan staf khusus bukanlah posisi pasif. Justru, itu sering digunakan sebagai posisi ‘tunggu strategis’ sebelum seseorang menduduki jabatan penting berikutnya. Dalam hal ini, besar kemungkinan Letjen Kunto diproyeksikan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Maruli, bila menantu Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) itu naik ke jabatan Wakil Panglima TNI.

Amir menyebut bahwa peluang Maruli menjadi Wakil Panglima TNI sangat besar, apalagi dengan latar belakang kedekatannya dengan Presiden Prabowo serta pengalaman komandonya di berbagai satuan strategis. Posisi Wakil Panglima TNI memang menjadi vital dalam struktur pertahanan modern, terutama dalam memperkuat koordinasi antar matra di tengah ancaman geopolitik kawasan yang meningkat.

“Jika Maruli naik ke Mabes TNI sebagai Wakil Panglima, maka posisi KSAD akan kosong. Sosok seperti Letjen Kunto sangat mungkin masuk ke posisi itu, apalagi dia dikenal bersih, profesional, dan berasal dari trah militer,” jelas Amir.

Sebagai informasi, Letjen Kunto Arief Wibowo merupakan putra dari Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, yang juga pernah menjabat sebagai KSAD pada awal 1990-an. Dengan latar belakang tersebut, Kunto dinilai memiliki warisan historis dan pengalaman yang solid di tubuh TNI AD.

Amir menilai, jika skenario ini berjalan, maka struktur TNI akan mencerminkan keseimbangan antara loyalis Prabowo dan kalangan profesional internal. Maruli dengan kekuatan jaringan politik dan strategis, sementara Kunto dengan citra teknokrat dan pendekatan meritokrasi.

“Ini bukan semata pembagian jabatan. Ini desain jangka panjang untuk membentuk struktur komando TNI yang solid, responsif terhadap tantangan luar negeri, dan tetap mendapat dukungan penuh dari istana,” katanya.

Ia menambahkan, keduanya juga dikenal sebagai perwira yang berorientasi pada modernisasi dan profesionalisme, selaras dengan arah kebijakan pertahanan Prabowo yang fokus pada kemandirian alutsista dan peningkatan postur TNI dalam lima tahun ke depan.

Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi mengenai rencana mutasi lanjutan di jajaran TNI. Namun, menurut Amir, tanda-tanda perubahan struktur sudah sangat kentara. Ia memprediksi bahwa pergeseran ini akan diumumkan dalam beberapa bulan ke depan setelah dinamika politik sipil dan militer mulai stabil pasca-pelantikan kabinet baru. “Kita sedang menyaksikan langkah awal konsolidasi kekuasaan pertahanan di bawah Prabowo. Dan dalam peta itu, nama-nama seperti Maruli dan Kunto adalah bagian penting dari konstruksi besar tersebut,” pungkasnya.

Foto: Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kunto Arief Wibowo/Net

Komentar