Meme Prabowo-Jokowi Berciuman Bukan Pertama di Dunia

- Senin, 19 Mei 2025 | 23:25 WIB
Meme Prabowo-Jokowi Berciuman Bukan Pertama di Dunia


Meme bergambar Presiden Prabowo Subianto dan Presiden RI ke-7, Joko Widodo tengah berciuman yang viral di media sosial X, bukan yang pertama di dunia.

Demikian disampaikan Peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Milda Istiqomah, dalam diskusi virtual bertajuk "Ekspresi Seni Apa Bisa Dipidanakan?", pada Senin 19 Mei 2025.

"Jenis-jenis foto yang semacam ini bukan yang pertama kali," ujar Milda.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang itu menjelaskan, sebelumnya ada mural yang menampilkan dua pemimpin negara berbeda saling berciuman. 

"Kalau kita lihat di tahun 2016 ada gambar mural Putin dan juga Donald Trump yang dianggap sangat mesra pada saat itu, karena saling memberikan pujian, saling melontarkan kalimat-kalimat yang positif," urai Milda.

"Ini adalah bentuk ekspresi yang sebetulnya bentuk protes atau satire yang dilakukan oleh rakyat pada saat itu," sambungnya.

Tak cuma itu, lebih lanjut Milda juga menyebutkan satu mural lainnya yang menunjukkan gambar berciuman dua pemimpin negara berbeda di masa lampau. 

"Jauh sebelum itu bahkan, kita juga melihat ada gambar mural serupa. Dimana pemimpin Jerman Timur Erich Honecker berciuman juga dnegan pemimpin Soviet Leonid Brezhnev," kata Milda.

Oleh karena itu, kasus mural digital hasil produksi seorang mahasiswi ITB berinisial SSS yang viral beberapa waktu lalu karena ada proses hukum penangkapan, secara tidak langsung membuka diskursus di publik mengenai fenomena yang sebenarnya sudah pernah terjadi. 

"Sehingga kalau pun kita melihat beberapa contoh dalam konteks seni, apa yang kemudian dimunculkan di kasus kontroversial kemarin itu (meme Jokowi dan Presiden Prabowo berciuman) bukan yang pertama kali di dunia," demikian Milda.

Sumber: rmol
Foto: Peneliti LP3ES Milda Istiqomah menunjukkan mural pemimpin Jerman Timur Erich Honecker berciuman juga dengan pemimpin Soviet Leonid Brezhnev, dalam diskusi virtual bertajuk "Ekspresi Seni Apa Bisa Dipidanakan?"/Repro

Komentar