Nama Bupati Bone, Sulawesi Selatan, Andi Asman Sulaiman tengah jadi sorotan usai kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 300 persen memicu demonstrasi besar-besaran di daerahnya.
Aksi unjuk rasa yang digelar Selasa, 19 Agustus 2025, di depan Kantor Bupati Bone itu bahkan berujung ricuh lantaran massa tak berhasil bertemu langsung dengan Bupati Andi Asman maupun wakilnya, Andi Akmal Pasluddin.
Andi Asman sendiri bukan sosok baru di birokrasi. Lahir di Bone, 4 Juni 1978, ia menghabiskan masa kecil dan sekolah di tanah kelahirannya sebelum melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dan Magister Manajemen (M.M.). Ia juga dikenal sebagai adik kandung Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman.
Kariernya dimulai dari bawah, sebagai CPNS di Kabupaten Soppeng pada 2003. Dari sana ia meniti tangga birokrasi menjadi lurah, camat, hingga kepala dinas di berbagai sektor, mulai dari ketahanan pangan hingga hortikultura dan perkebunan.
Lompatan besar Andi Asman terjadi pada Pilkada Bone 2024. Berpasangan dengan Andi Akmal Pasluddin, keduanya diusung koalisi besar Partai Nasdem, PKS, Gerindra, PAN, Demokrat, Perindo, PBB, PSI, dan Partai Gelora.
Pasangan ini meraih kemenangan telak dengan 199.954 suara, mengungguli dua rivalnya. Pada 20 Februari 2025, ia resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta sebagai Bupati Bone periode 2025–2030.
Namun, kebijakan kenaikan PBB-P2 hingga tiga kali lipat di awal masa jabatannya kini menjadi ujian besar bagi kepemimpinannya. Publik menunggu bagaimana langkah Andi Asman merespons gejolak di tengah masyarakat sekaligus menjaga legitimasi politik yang baru saja ia raih.
Sumber: rmol
Foto: Bupati Bone Andi Asman Sulaiman. (Foto: Wikipedia)
Artikel Terkait
Cuma Digaji Rp46 Juta, Viral Celetukan Immanuel Ebenezer: Nyopet Kalau Mau Tambahan!
IRONI! Sri Mulyani Pamer Kemiskinan Terendah, Tapi 23 Juta Orang Masih Susah
Mantan Marinir Satria Kumbara Luka Parah Dihujani Mortir dan Drone Kamikaze Ukraina
Motif Pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih Diduga Gara-gara Pinjaman Fiktif Rp 13 Miliar