Prabowo bahkan mengingatkan bahaya munculnya "budaya wisata bencana". Menurutnya, rakyat yang sedang menderita tidak boleh dijadikan objek tontonan atau alat untuk pencitraan politik semata.
"Kita tidak mau ada budaya wisata bencana. Jangan. Kalau datang, harus jelas tujuannya untuk membantu mengatasi masalah," imbuhnya.
Presiden juga memberikan ultimatum kepada para menteri dan pejabat terkait untuk menyesuaikan tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam penanganan bencana. Kedatangan ke lapangan harus diiringi dengan tindakan konkret yang langsung meringankan beban korban.
"Kurang air bersih, apa tindakannya? Kurang BBM karena terisolasi, bagaimana solusinya? Rakyat jangan cuma ditengok, tapi ditolong," pungkas Prabowo Subianto.
Artikel Terkait
Pembalakan Liar Sumatera: Desakan Usut Aktor Intelektual Pemicu Banjir Bandang
Perpol 10/2025: Aturan Kapolri Izinkan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil Dikritik Langgar Putusan MK
Sjafrie vs Dasco: Pengamat Bantah Rumor Rivalitas, Sebut Dua Pilar Utama Prabowo
Krisis PBNU: Ancaman PBNU Tandingan & Desakan Muktamar Luar Biasa