#Menghadapi

Hotman Paris Berobat ke LN, Razman: Mendekatlah ke Tuhan, Biar Ada Bekal untuk Mati

Nasional

Hotman Paris Berobat ke LN, Razman: Mendekatlah ke Tuhan, Biar Ada Bekal untuk Mati

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:45 WIB
Biar Ditonton Anak Muda, Deddy Corbuzier Ambil Alih Podcast Kementerian Pertahanan

Nasional

Biar Ditonton Anak Muda, Deddy Corbuzier Ambil Alih Podcast Kementerian Pertahanan

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:05 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Nasional

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 03:55 WIB
Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Nasional

Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Rabu, 26 Februari 2025 | 01:05 WIB
Prabowo Pastikan Kabinet Berisi Orang Hebat

Nasional

Prabowo Pastikan Kabinet Berisi Orang Hebat

Selasa, 25 Februari 2025 | 23:45 WIB
Momen Jokowi dan Gibran Akui Ogah Ikut Pemilu Viral Lagi, Publik Nyinyir: Jago Berbohong!

Nasional

Momen Jokowi dan Gibran Akui Ogah Ikut Pemilu Viral Lagi, Publik Nyinyir: Jago Berbohong!

Selasa, 25 Februari 2025 | 15:55 WIB
PP GPA: Tanpa Polisi, Hukum Tidak akan Tegak

News

PP GPA: Tanpa Polisi, Hukum Tidak akan Tegak

Selasa, 25 Februari 2025 | 15:26 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Nasional

Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Selasa, 25 Februari 2025 | 14:30 WIB
Diresmikan Jokowi, Proyek Strategis Nasional PT GNI Terancam Tutup

Politik

Diresmikan Jokowi, Proyek Strategis Nasional PT GNI Terancam Tutup

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:05 WIB
Detik-Detik SBY Sindir JKW di Depan Kader Demokrat

Politik

Detik-Detik SBY Sindir JKW di Depan Kader Demokrat

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:05 WIB
BREAKING NEWS: AHY Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2025-2030

Politik

BREAKING NEWS: AHY Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2025-2030

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:40 WIB
Lebih Cepat dari Kalkulator: Aaryan Shukla Jadi Jenius Matematika yang Memukau Dunia!

Nasional

Lebih Cepat dari Kalkulator: Aaryan Shukla Jadi Jenius Matematika yang Memukau Dunia!

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:20 WIB
Demokrat Lalui Ujian Berat Mulai dari Pandemi hingga Begal Partai

Nasional

Demokrat Lalui Ujian Berat Mulai dari Pandemi hingga Begal Partai

Senin, 24 Februari 2025 | 23:00 WIB
Sertifikat Milik Aguan di Pantura Tangerang Batal Dicabut: Menteri ATR Terkapar Menghadapi Aguan

News

Sertifikat Milik Aguan di Pantura Tangerang Batal Dicabut: Menteri ATR Terkapar Menghadapi Aguan

Senin, 24 Februari 2025 | 17:05 WIB
Pesan SBY ke Kader Demokrat: Abuse of Power Adalah Dosa Besar

Nasional

Pesan SBY ke Kader Demokrat: Abuse of Power Adalah Dosa Besar

Senin, 24 Februari 2025 | 14:45 WIB
Di Kongres Demokrat, SBY Singgung Cawe-Cawe: Abuse of Power adalah Dosa Terbesar!

Politik

Di Kongres Demokrat, SBY Singgung Cawe-Cawe: Abuse of Power adalah Dosa Terbesar!

Senin, 24 Februari 2025 | 13:35 WIB
Ditinggal Poros Perubahan, AHY Bersyukur Kini Masuk Pemerintahan

News

Ditinggal Poros Perubahan, AHY Bersyukur Kini Masuk Pemerintahan

Senin, 24 Februari 2025 | 12:01 WIB
Menteri ATR Terkapar Menghadapi Aguan, Sertifikat Milik Aguan di Pantura Tangerang Batal Dicabut

Nasional

Menteri ATR Terkapar Menghadapi Aguan, Sertifikat Milik Aguan di Pantura Tangerang Batal Dicabut

Senin, 24 Februari 2025 | 11:46 WIB
Kita Sayang Prabowo: Audit Forensik Depkeu dan BUMN, FDI akan Masuk Demi Masa Depan Indonesia

Nasional

Kita Sayang Prabowo: Audit Forensik Depkeu dan BUMN, FDI akan Masuk Demi Masa Depan Indonesia

Senin, 24 Februari 2025 | 10:05 WIB
Intip Ngerinya Minggu Neraka! Ujian Berat Calon Prajurit Kopassus di Nusakambangan

Nasional

Intip Ngerinya Minggu Neraka! Ujian Berat Calon Prajurit Kopassus di Nusakambangan

Senin, 24 Februari 2025 | 10:05 WIB
Prabowo Heran: 80 Tahun Indonesia Merdeka, Tapi Kenapa Masih Ada Anak Kelaparan?

Nasional

Prabowo Heran: 80 Tahun Indonesia Merdeka, Tapi Kenapa Masih Ada Anak Kelaparan?

Senin, 24 Februari 2025 | 09:46 WIB
Aliansi BEM NKRI Geruduk KPK, Desak Pengusutan Kasus Penambahan Reses DPD RI

News

Aliansi BEM NKRI Geruduk KPK, Desak Pengusutan Kasus Penambahan Reses DPD RI

Senin, 24 Februari 2025 | 09:21 WIB
Ketika Bung Bowo Merasa Mirip Bung Karno

Nasional

Ketika Bung Bowo Merasa Mirip Bung Karno

Senin, 24 Februari 2025 | 07:10 WIB
SIMAK! Pesan Habib Rizieq Shihab Atas Situasi Terkini

Politik

SIMAK! Pesan Habib Rizieq Shihab Atas Situasi Terkini

Senin, 24 Februari 2025 | 06:46 WIB
Asteroid Sebesar Patung Liberty Ancam Bumi di 2032, Nuklir Jadi Opsi?

Nasional

Asteroid Sebesar Patung Liberty Ancam Bumi di 2032, Nuklir Jadi Opsi?

Senin, 24 Februari 2025 | 05:25 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

Iran Gantung Mati 2 Orang Mata-Mata Israel, 3 Lainnya Ditangkap
2

What 1Wins Own Games are and How They Affect the Entire Gameplay Experience
3

Disebut Gubernur Jarang Blusukan, Respons Pramono Anung: Nggak Saya Bikin Konten!
4

KPK Kembali Bidik Khofifah terkait Korupsi Dana Hibah, Selamat di Era Jokowi Meski Kantor Sudah Digeledah
5

Ustaz Khalid Basalamah Diperiksa KPK, Ini Kaitannya dengan Dugaan Korupsi Kuota Haji
6

Said Didu Bongkar Dugaan Pelindung Gibran terkait Pelepasan Lahan di Era Jokowi
7

5 Konflik Paling Besar Dalam Sejarah, Dari Genosida Sampai Perang Saudara
8

Eks Karyawan Bongkar Dugaan Skandal dr. Richard Lee: Pernah Ketangkap Memesan Perempuan di Bawah Umur
9

Disebut Gubernur Jarang Blusukan, Pramono: Nggak Saya Bikin Konten!
10

Kuasai Tombol Kiamat, Ini 4 Modal Nekat Iran Berani Lawan Israel dan Amerika Serikat
11

GP Ansor Protes Larangan Pakai Seragam Loreng Mirip TNI/Polri: Logikanya Pemerintah Bermasalah
12

Jokowi Didorong untuk Membuat Partai Sendiri
13

Pemerhati Intelijen SRC Sebut Ada Keterlibatan Profesor P dalam Mencetak Ijazah Palsu Jokowi
14

Ray Rangkuti Sebut Desakan Pemakzulan Gibran Jadi Politik Sandera, Singgung Reaksi Prabowo Subianto!
15

Habib Rizieq Serukan Stop Debat Sunni-Wahabi-Syiah, Bersatulah Lawan Israel dan Sekutunya!